• Beranda
  • Daftar
  • Versi Desktop
DaftarMASUK
  • Slots
  • Sports
  • Casino
  • Poker
  • Togel
  • Arcade
  • Hot Games

MONUMEN INDONESIA TERBAIK SEJAK 1946

Monumen Nasional atau yang dipersingkat dengan Monas77 atau Tugu Monas77 adalah monumen peringatan dengan tinggi 132 mtr. (433 kaki) yang berada benar di tengah-tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monas77 dibangun untuk kembali mengenang perlawanan serta perjuangan rakyat Indonesia dalam merampas kemerdekaan dari pemerintah kolonial Kekaisaran Belanda. Pembangunan diawali pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Soekarno dan disahkan maka dari itu dibuka buat umum pada 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang di lapis helaian emas yang memperlambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Tugu serta museum membuka tiap hari start pukul 08:00 sampai 16:00 WIB (UTC+7) sejauh minggu terkecuali hari Senin saat tugu tutup. Sejak April 2016, monumen ini pun membuka pada malam hari start pukul 19:00 sampai 22:00 WIB (UTC+7) di hari Selasa hingga Jumat dan start pukul 19:00 sampai 00:00 WIB (UTC+7) di hari Sabtu dan Minggu.

Sejarah Monas77

Ide awalan pendirian Monumen nasional asal dari orang biasa yang bernama tidak pernah dikatakan atau bahkan juga dicatatkan dalam prasasti. Dia merupakan Sarwoko Martokoesoemo. Bekas Walikota Jakarta Sudiro (1953-1960) dalam tulisannya di halaman 3 harian Kompas, Rabu, 18 Agustus 1971 dengan sangatlah tegas menuturkan, buah pikiran pertama kali pendirian Monas77 tidak tampil dari presiden, menteri, pimpinan partai, juga tidak dari seseorang walikota atau anggota DPR(D). “Yang mempunyai inspirasi pertama kalinya yakni seseorang penduduk negara RI biasa, orang swasta, penduduk kota simple dari Jakarta yang memiliki nama Sarwoko Martokoesoemo,” kata Sudiro. Seusai pusat pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali ke Jakarta yang awal kalinya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950, susul pernyataan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh pemerintah kolonial Kekaisaran Belanda pada tahun 1949, rencana pembangunan suatu Monumen Nasional yang sama dengan dengan Menara Eiffel di lapangan pas di depan Istana Merdeka. Pembangunan Tugu Monas77 memiliki tujuan kembali kenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada saat revolusi kemerdekaan 1945, supaya lagi memunculkan buah pikiran dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.

Pada tanggal 17 Agustus 1954, suatu komite nasional dibuat dan sayembara perancangan Monumen Nasional diselenggarakan di tahun 1955. Ada 51 kreasi yang masuk, namun cuman satu kreasi yang dibentuk oleh Friedrich Silaban yang penuhi persyaratan yang ditetapkan komite, misalnya mendeskripsikan watak bangsa Indonesia dan bisa bertahan sepanjang beratus-ratus tahun. Sayembara ke-2 dihelat pada tahun 1960 tetapi satu kali lagi tidak satu juga dari 136 peserta yang penuhi persyaratan. Ketua juri lalu minta Silaban untuk memperlihatkan perancangannya kepada Soekarno. Namun demikian Soekarno kurang menyenangi perancangan itu serta dia mengharapkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban setelah itu disuruh merencanakan monumen dengan topik begitu, namun demikian perancangan yang dikemukakan Silaban begitu mengagumkan hingga costnya begitu besar dan tidak dapat dijamin oleh bujet negara, lebih-lebih situasi ekonomi ketika itu cukup jelek. Silaban menampik merencanakan bangunan yang lebih kecil serta menganjurkan pembangunan diundur sampai perekonomian Indonesia lebih baik. Soekarno setelah itu minta arsitek Soedarsono untuk meneruskan perancangan itu. Soedarsono masukkan angka 17, 8 dan 45 menggambarkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam perancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini lalu dibikin di lahan selebar 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan Soedarsono mulai dibangun 17 Agustus 1961.

Pembangunan Monas77

Pembangunan terbagi dari tiga tahapan. Step pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan diawalinya dengan resmi pembangunan di tanggal 17 Agustus 1961 dengan Soekarno secara upacara menanamkan pasak beton pertama. Keseluruhan 284 pasak beton dipakai sebagai fondasi bangunan. Sejumlah 360 pasak bumi ditanamkan buat dasar museum histori nasional. Total pemancangan dasar selesai pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan tuntas pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian mulai dan pada akhirnya selesai di bulan Agustus 1963. Pembangunan step ke-2 terjadi di kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September sehingga babak ini sempat terlambat. Step akhir berjalan di tahun 1969-1976 dengan menambah diorama pada museum riwayat. Walau pembangunan sudah kelar, persoalan masih berlangsung, diantaranya kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen dengan cara resmi dibuka buat umum dan ditetapkan di tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto. Lokasi pembangunan monumen ini dikenali dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas77 mengenyam 5 kali pergantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas77, dan Taman Monas77. Di seputar tugu terdapat taman, 2 buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat mengerjakan olahraga. Pada beberapa hari liburan Medan Merdeka disanggupi pengunjung yang berwisata nikmati panorama Tugu Monas77 serta lakukan pelbagai pekerjaan dalam taman.

Rancang bangun Tugu Monas77 berdasar pada ide pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang membubung tinggi ialah lingga yang melukiskan laki laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, dan melukiskan siang hari. Sementara pekarangan cawan landasan obelisk adalah Yoni yang menggambarkan wanita, elemen feminin yang pasif serta negatif dan menyimbolkan malam hari. Lingga dan yoni adalah lambang kesuburan dan kesatuan selaras yang sama sama lengkapi sejak dari masa prasejarah Indonesia. Disamping itu wujud Tugu Monas77 juga bisa didefinisikan menjadi sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapatkan dalam tiap-tiap rumah tangga petani tradisionil Indonesia. Dengan begitu rancang bangun Monas77 penuh dimensi ciri khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terbagi atas 117,7 mtr. obelisk di atas asas persegi dengan tinggi 17 mtr., pekarangan cawan. Monumen ini di lapis dengan marmer Italia.

Kolam di Taman Medan Merdeka Utara mempunyai ukuran 25 x 25 mtr. direncanakan jadi sisi dari struktur pendingin udara sekalian percantik performa Taman Monas77. Di dekatnya ada kolam air mancur serta patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, dibikin dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibikin oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai bantuan oleh Konsul Jenderal Kehormatan yakni Dr. Mario di Indonesia. Pintu masuk Monas77 ada di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk lewat terowong yang ada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas77 ini, pintu masuk pengunjung tuju tugu Monas77. Loket ticket ada dalam ujung terowong. Di saat pengunjung naik kembali lagi ke permukaan tanah disamping utara Monas77, pengunjung bisa menambahkan berkeliling-keliling menyaksikan relief histori perjuangan Indonesia; masuk ke museum peristiwa nasional lewat pintu di pojok timur laut, atau langsung naik ke tengah ketujuan tempat kemerdekaan atau lift tuju halaman pucuk monumen.

Pada tiap-tiap pojok halaman luar yang memutari monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini berawal di pojok timur laut dengan menyimpan kesuksesan Nusantara pada saat lampau; tampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini bersambung secara kronologis searah jarum jam tuju pojok tenggara, barat daya, serta barat laut.

Secara urutan melukiskan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia serta pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terciptanya organisasi kekinian yang perjuangkan Indonesia Merdeka pada mula era ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia diikuti Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, sampai capai waktu pembangunan Indonesia kekinian. Relief dan patung-patung ini dibentuk dari semen dengan rangka pipa atau logam, akan tetapi beberapa patung serta arca kelihatan gak terpelihara serta hancur karena hujan dan cuaca tropis.

Di sisi dasar monumen pada kedalaman 3 mtr. di bawah tanah, ada Museum Histori Nasional Indonesia. Tempat besar museum peristiwa perjuangan nasional sama ukuran luas 80 x 80 mtr., bisa menyimpan pengunjung sekitaran 500 orang. Area besar berlapis marmer ini ada 48 diorama pada ke-4 seginya serta 3 diorama di tengah-tengah, maka jadi keseluruhan 51 diorama. Diorama ini memperlihatkan histori Indonesia semenjak periode pra riwayat sampai masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari pojok timur laut bergerak sama arah jarum jam mencari perjalanan histori Indonesia; mulai zaman pra histori, periode kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, diikuti saat penjajahan bangsa Eropa yang diikuti perlawanan beberapa pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung lagi sampai waktu gerakan nasional Indonesia awalnya era ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi hingga masa Orde Baru pada zaman pemerintahan Soeharto.

Slot Online RTP Tinggi Gates Of Olympus, Starlight Princess, Sweet Bonanza, Wild West Gold
Metode Deposit Qris, E-Money, Bank
Promosi Spaceman, Event Gates Of Olympus & Starlight Princess, Event Freespin & Buyspin
Slot Bet Kecil Deposit IDR 10,000
 
Area kemerdekaan

Di sisi dalam cawan monumen ada Ruangan Kemerdekaan berwujud amphitheater. Ruang ini bisa diraih lewat tangga berputar-putar dari pintu segi utara dan selatan. Area ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diletakkan dalam kotak kaca di gerbang berlapis emas, simbol negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas dan bendera merah putih dan dinding yang bertulis text Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di dalam Area Kemerdekaan Monumen Nasional ini dipakai jadi area tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi kembali mengenang inti kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Teks asli proklamasi kemerdekaan Indonesia ditaruh dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini dibikin dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihias ukir-pahatan bunga Wijaya Kusuma yang memperlambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang memperlambangkan kesucian. Pintu ini berada pada dinding segi barat cocok di tengah-tengah tempat serta berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenali dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan buka sembari memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" dituruti setelah itu oleh rekaman suara Soekarno tengah membacakan dokumen proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Pada segi selatan ada patung Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada segi timur ada tulisan dokumen proklamasi berhuruf perunggu, sebaiknya segi ini menghadirkan bendera yang amat suci serta dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan di tanggal 17 Agustus 1945. Namun demikian sebab keadaannya udah bertambah tua dan ringkih, bendera suci ini tidak dipertunjukkan. Segi utara dinding marmer hitam ini memperlihatkan kepulauan Nusantara berlapis emas, menyimbolkan tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebuah elevator (lift) pada pintu segi selatan bakal bawa pengunjung ketujuan halaman pucuk mempunyai ukuran 11 x 11 mtr. pada ketinggian 115 mtr. dari permukaan tanah. Lift ini memiliki 11 orang sekali angkut. Pekarangan pucuk ini bisa mewadahi kira-kira 50 orang, dan ada teropong buat menyaksikan pemandangan Jakarta lebih dekat. Di seputar tubuh elevator ada tangga genting yang dibikin dari besi. Dari halaman pucuk tugu Monas77, pengunjung bisa nikmati panorama semua penjuru kota Jakarta. Kalau situasi cuaca ceria tanpa ada asap kabut, di arah ke arah selatan nampak dari terlalu jauh Gunung Salak di area kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara melintang lepas pantai dengan beberapa pulau kecil.

Di pucuk Monumen Nasional ada cawan yang menyokong hidup lampu perunggu yang beratnya gapai 14,5 ton dan dilapis emas 35 Kg. Lidah api atau obor ini mempunyai ukuran tinggi 14 mtr. serta memiliki diameter 6 mtr. terdiri dalam 77 sisi yang dihimpun. Lidah api ini jadi lambang semangat perjuangan rakyat Indonesia yang mau raih kemerdekaan. Mulanya hidup api perunggu ini dilapis helaian emas seberat 35 kg, akan tapi untuk menyongsong perayaan 1/2 masa (50 tahun) kemerdekaan Indonesia di tahun 1995, helaian emas ini dilapisi ulangi maka dari itu gapai berat 50 kilo-gram lembar emas. Puncak tugu berbentuk "Api Yang Tidak Segera Padam" yang berarti biar Bangsa Indonesia selalu mempunyai semangat yang menyala-nyala dalam bertarung dan tidak kering atau padam sepanjang hidup. Halaman cawan memberinya panorama untuk pengunjung dari ketinggian 17 mtr. dari permukaan tanah. Halaman cawan bisa diraih lewat elevator sewaktu turun dari pekarangan pucuk, atau lewat tangga capai dasar cawan. Tinggi halaman cawan dari dasar 17 mtr., sedang bentang tinggi di antara area museum peristiwa ke dasar cawan ialah 8 m (3 mtr. di bawah tanah ditambah lagi 5 mtr. tangga ketujuan dasar cawan). Luas halaman yang berupa bujur sangkar, memiliki ukuran 45 x 45 mtr., seluruhnya adalah konservasi angka bertuah Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas di obor Monas77 itu adalah bantuan dari Teuku Markam, seseorang pengusaha Aceh yang pernah jadi salah satunya orang paling kaya di Indonesia.

Copyright ©2022 MONAS77
Beranda Whatsapp Masuk Casino Live Chat